Jatuhnya Funan
dengan armadanya yang kuat dan cabang-cabang perdagangannya membuka jalan bagi
bangitnya kerajaan maritime di ujung barat Indonesia. Bukti sejarah kerajaan
tertua kerajaan Sriwijaya berasal dari abad ke 7 berupa kepingan, kekosongan
yang sangat menyusahkan dan gambaran yang diberikan tidak jelas ( Hall :40 ).
Sumatra Selatan
memasuki panggung sejarah sejak munculnya kerajaan Sriwijaya kira-kira pada
abad ke VII Masehi. Kepastian munculnya kerajaan itu ditandai oleh beberapa
inskripsi, sejumlah arca-arca batu dan perunggu serta keterangan-keterangan
dalam sejumlah kronik Cina. Sejak kira-kira tahun 650-an itulah sebuah kekuatan
politik telah menguasai beberapa tempat khususnya di wilayah Indonesia bagian
barat ( Marwati Djoened 2008 :67 )
Menurut
Profesor Coedes dalam kajian rintisannya tentang Sriwijaya pada tahun 1918 ( Wolters 2011 :5 ) :
Sriwijaya hanya
meninggalkan sedikit peninggalan arkeologi dan epigrafi, mungkin karena
raja-raja negeri tersebut sibuk mengurusi perdagangan ketimbang membangun
kuil-kuil atau menulis kata-kata pujian.
Hal itulah yang
menyebabkan sulitnya mencari peninggalan Sriwijaya untuk menulusuri jejak-jejak
peninggalan Sriwijaya. Salah satu peninggalan Sriwijaya adalah Prasati Talang
Tuo. Prasasti Talang Tuo ditemukan pada tahun 1920 oleh residen Palembang
keturunan Belanda bernama L.C Westenenk. Penguraian awalnya dilakukan oleh Dr.
Fdk Bosch dan Dr. Ph. S Ronkel pada tahun 1924 dalam majalah Acta Orientalia,
namun G. Coedes dalam bulletin d’Ecole Francalse Dextreme (Beteo)
mengkritisinya. Teks prasasti ini berjunlah 14 baris dan dipahat diatas batu
pasir ( Pemkot Palembang 2007:20 ).
Prasasti Talang
Tuo berangka 606 S atau 23 Maret 1684 M. Isinya antara lain tentang pembuatan
taman Sriksetra atas perintah Punta Hyang Sri Jayanasa, untuk kemakmuran semua
makhluk. Di samping itu, ada juga doa dan harapan yang jelas menunjukkan sifat
agama Budha ( Marwati Djoened 2008: 74 ).
Isi
dari prasasti Talang Tuo (https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5MVKfdCRytTMfcV8yE6HRshyphenhyphen9aBvc6focrzWdZ43VmzkvQPVQ88-lqMt3NrGLuBxWN-CjNa-97G1crCjhAgDdN2d4nz4NHuCPskGqFH7cuCv_iSohHbaATao7rwe4Nq6c4ODSZIWby-Q/s1600/terjemahan+talang+tuwo.jpg
) :
Terjemahan dari prasasti tersebut adalah (http://ssbelajar.blogspot.com/2012/05/isi-prasasti-talang-tuo.html)
:
(1) selamat tahun Saka, telah berjalan 606 pada tanggal dua
paruhterang bulan Caitra. Itulah saatnya Kebun Sriksetra ini dibuat
(2) (dari) perintah yang Dipertuan Hyang Sri Jayanaga. Ini
merupakan kaulnya yang Dipertuan Hyang. Segala yang tertanam di sini: kelapa,
pinang, enau, sagu
(3) dengan jenis kayu dimakan buahnya; begitu pula bambu, buluh
betung, dan lain-lainnya; dan lagi kebun yang lain,
(4) yang ada empang dan telaganya, dan segala yang boleh dipakai
untuk melakukan sekalian kebaikan, diperuntukkan bagi kemakmuran segala
makhluk, yang berjalan atau yang tak tidak berjalan, supaya mereka mendapat
(5) kesukaan; dan bila lapar di masa diam atau di dalam
perjalanan (supaya) mendapatkan makanan dengan air yang diminumnya (supaya)
segala hasil ladang dan cukup
(6) pula menghidupi segala jenia hewan, terutama agar (hewan
ini) menjadi banyak. Dan janganlah mereka diberi rintangan , aniaya, atau
gangguan tidur. Barang siapa yang
(7) segala perbuatannya, apa pun juga, senantiasa menurut
(maksud maksud di atas) maka tidak dikenai penyakitlah ia, tidak rusak apa yang
akan dikerjakannya, begitu juga sekalian keluarganya
Rangkaian
kalimat pada prasasti tersebut menyatakan bahwa Raja Sriwijaya, Sang Hyang Sri
Jayanaga, telah berjasa mendirikan Taman Sriksetra, sebuah taman yang ditumbuhi
berbagai macam buah-buah dan hasil ladang lainnya. Taman ini diperuntukkan bagi
masyarakat Sriwijaya. Prasasti Talang Tuo ini juga berisikan
peraturan-peraturan (hukum) yang diberlakukan oleh Raja Jayanaga.
Sumber :
Hall, D. G. E. Sejarah
Asia Tenggara. London : University London Press
Poesponegoro &
Nugroho. 2008. Sejarah Nasional Indonesia
II. Jakarta : Balai Pustaka.
Pemkot
Palembang. 2007. Buku Museum Sultan
Mahmud Badaruddin II. Palembang ; PT. Musi Pesona Persada.
Wolters, O. W. 2011. Kemaharajaan Maritim Sriwijaya dan Perniagaan Dunia Abad ke III sampai
abad ke VII. Depok : Komunitas Bambu
http://ssbelajar.blogspot.com/2012/05/isi-prasasti-talang-tuo.html.
Diakses tanggal 18 April 2013
0 komentar:
Posting Komentar